Ketika Media Film Menjadi Sebuah Kebudayaan dan Motivasi untuk Berkarya

Pada pembahasan kali ini, Perkembangan teknologi komunikasi kembali dibahas dan dihubungkan dengan konvergensi media , salah satunya dalam film Star Wars. Pembahasan tersebut berasal dari buku karangan Henry Jenkins berjudulkan “Convergence Culture : Where Old Media and New Media Collide”

Jika menyebut film Star Wars, apa yang pertama kali terlintas di benak kita? Walaupun sesungguhnya saya sendiri belum pernah menonton film tersebut, tetapi benak saya tetap menyimpan beberapa kesan karena dari film-film yang pernah saya tonton, pernah mensangkut pautkan suatu hal yang berhubungan dengan film tersebut. Seperti contohnya, pedang laser yang terkenal di film Star Wars tersebut, beberapa kali ditampilkan di film-film lain. Ataupun aksi hologram ketika putri Leia minta tolong yang diwakili oleh gambar dirinya dalam bentuk 3 dimensi, saya masih ingat betul ketika menemukan kesamaan jalan cerita di film Star Wars sedikit dicopy oleh salah satu cerita di Doraemon. Bahkan dandanan rambut putri Leia 100% sama dicontoh di cerita Doraemon tersebut.

Film karya George Lucas ini ternyata dapat terbilang cukup sukses. Bagaimana tidak, Semenjak dirilisnya serial ini, film ini telah menjadi sebuah fenomena budaya dan menghasilkan banyak produksi film, buku, permainan video, serial televisi, dan banyak produk lainnya yang dipasarkan. Pada tahun 2005, majalah Forbes memperkirakan bahwa hasil perdagangan yang berdasarkan Star Wars dalam masa 28 tahun ini, telah mencapai hampir US$20 miliar. Dengan ini secara komersial Star Wars bisa disebut film yang paling sukses dalam sejarah. Hal tersebut dikarenakan adanya konvergensi media sebagai sarana promosi, yaitu ketika film star wars seakan menciptakan kebudayaan real di dalam kehidupan kita ini.

Film fiksi yang bergenre action drama ini memang memiliki daya tarik yang akhirnya penonton merasakan ketergantungannya , yang kemudian menyukai, lalu mencintai film tersebut, sampai film Star Wars menjadi bagian dalam kebudayaannya. Karena konvergensi media film terjadi kepraktisan dalam penyaluran nilai-nilai, contohnya ketika seorang penggila Star Wars mulai memenuhi blogspotnya dengan berbagai macam informasi ataupun gambar-gambar Merchandise Star Wars seperti replika karakter, poster, kostum pemain star wars, sampai pedang laser yang dipakai dalam film tersebut. Hal tersebut merupakan salah satu contoh promosi gratis yang sangat menguntungkan pihak pembuat Star Wars.

Dunia serasa menjadi semakin sempit, informasi Negara-negara di belahan dunia bagian barat dapat diterima secara up to date oleh negara-negara di bagian timur. Kemajuan teknologi informasi pun terus menggusur ke arah globalisasi. Serasa dunia menjadi datar. Seperti kata Kemajuan teknologi informasi bisa mendukung segala aktivitas kita. Sebagai mahasiswa, tentu bahan-bahan kuliah yang tidak didapat di kelas perkuliahan, bisa kita dapatkan dengan mudah dengan mengetikkan keyword di situs pencarian terbesar, Google.

Pada dasarnya salah satu fungsi media adalah sebagai sumber belajar. Fungsi fungsi lain adalah pertimbangan pada kajian ciri ciri umum yang di milikinya, bahasa yang di pakai menyampaikan pesan dan dampak atau efek yang di timbulkannya. Terakhir adalah tentang efek yang di timbulkannya. Bentuk kongrit dari efek ini adalah terjadinya perubahan tingkah laku dan sikap siswa sebagai akibat interaksi antara dia dengan pesan, baik perubahan itu secara individu maupun secara kelompok. Dan ini merupakan tujuan utama media, yakni mengefektifkan peroses komunikasi pembelajaran sehingga tercapai tujuan yang di inginkan

Secara teknis, media pembelajaran sebagai sumber belajar. Dalam kalimat “sumberbelajar” ini tersirat makana keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan lain lain. Hal tersebut tersirat ketika seseorang mendapatkan ide lain setelah menonton film Star Wars. Salah satu dampak positif dari menonton film seperti Star Wars adalah ketika film tersebut memukau para penggemarnya dan akhirnya menjadi suatu awal yang memotivasi seseorang untuk berkarya lebih seperti film tersebut.

Kesimpulan dari saya adalah jika ingin mengulas sesuatu hal seperti halnya ketika kita mengerjakan suatu hal yaitu menonton sesuatu, ternyata kita sendiri dapat mengambil sisi positif dari tiap-tiap hal yang kita kerjakan. Contohnya seperti pembahasan film Star Wars yang akhirnya memotivasi penggemarnya untuk berkarya membuat film-film lain yang berkarakter seperti Star Wars. Walaupun sebenarnya segala hal ada dampak negatifnya, misalkan pada film Star Wars mungkin beberapa penggemarnya malah akan terpaut dunianya sendiri sehingga menjadi Movie Addict yang tidak dapat memisahkan antara dunia nyata dan dunia di film. Namur kembali lagi bagaimana tiap-tiap orang mau menghargai suatu hasil karya (seperti film Star Wars) serta memanfaatkan kesempatan dari perhitungan waktu yang baik, sehingga menghasilkan sesuatu hasil yang tentunya bernilai baik pula. Saya juga sangat setuju ketika ternyata dari sebuah film dapat menciptakan kebudayaan  yang akhirnya memberikan nilai tersendiri di dalam dunia real kita, yaitu seperti yang tadi dibahas adalah ketika film Star Wars memanfaatkan konvergensi media seperti ketika penggemarnya mengulas tentang film star wars ataupun mulai membuat karya-karya yang berhubungan dengan film tersebut. selain pada akhirnya terlihat kegunaan dari pembelajaran film tersebut, yaitu memotivasi si penggemar untuk berkarya, nilai plus juga didapat oleh pembuat film Star Wars itu sendiri yaitu promosi gratis.

Sumber :

http://devoav1997.webnode.com/news/teknologi-film-star-wars-terwujud-/newscbm_30419/120/

http://id.wikipedia.org/wiki/George_Lucas

http://ardiantopamungkas.blog.com/2010/10/25/konvergensi-media-dan-teknologi-komunikasi-untuk-memenuhi-tugas-perkembangan-tekhnologikomunikasi/

http://id.wikipedia.org/wiki/Star_Wars

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Leave a Reply